Food Challenge: Pengalaman Diet Golongan Darah O, Efektifkah?

Turun hingga 4 kilo tanpa lapar

Metode penurunan berat badan tertentu bisa memiliki efek berbeda pada tiap individu. Mungkin karena inilah ada banyak orang yang belum berhasil, meski sudah mencoba berbagai metode diet.

"Food Challenge" kali ini akan menceritakan pengalaman Aulia Mawardhika saat mencoba menurunkan berat badan menggunakan diet golongan darah.

Diet golongan darah adalah sebuah konsep yang dicetuskan dokter bernama Peter J. D’adamo asal Amerika serikat.  Ia meyakini bahwa golongan darah memengaruhi sistem pencernaan. Sehingga jika jenis makanan yang dikonsumsi tak sesuai dengan karakteristik darah, maka akan menimbulkan berbagai masalah metabolisme.

Dari sekian banyak metode diet yang populer di Indonesia, Aulia menyatakan diet yang paling efektif dan cocok baginya adalah diet golongan darah. Sebelumnya, ia telah mencoba menjalani berbagai macam program termasuk diet mayo, tetapi tidak berhasil. "Diet mayo aku cuma bertahan seminggu. Makan menunya, tuh nyiksa banget," ujar wanita bergolong darah O ini. 

Tapi, apakah metode ini aman dan cukup efektif untuk dijalankan?

1. Jenis makanan untuk golongan darah O

Food Challenge: Pengalaman Diet Golongan Darah O, Efektifkah?Unsplash.com/Dan Gold

Sesuai konsepnya, golongan darah O cenderung memiliki kadar asam lambung yang tinggi. Hal ini membuat mereka bisa mencerna jenins protein. Menurut D’Adamo, tipe golongan darah O perlu banyak mengkonsumsi makanan seperti daging serta makanan laut.

Meski demikian, produk hewani yang terbuat dari susu serta olahannya justru tak disarankan untuk dikonsumsi. Termasuk keju dan yogurt.

Aulia juga mengikuti konsep ini dengan memperbanyak daging di menunya. Untuk sarapan, ia biasa mengkonsumsi setangkup roti bakar dengan sedikit mentega dan gula. Lalu, di siang hari, dia memperbanyak protein dari ikan dan daging.

Demi mencukupi kebutuhan serat, ia tetap mengkonsumsi buah dan sayur. Itu pun tak bisa sembarangan, karena jenisnya sudah ditentukan. Golongan darah O kurang cocok mengkonsumsi buah dengan kandungan asam seperti jeruk, kiwi, dan berry. Sedangkan untuk sayuran, bayam dan brokoli jadi dua jenis yang disarankan.

"Aku sering bikin salad bayam. Dressingnya pakai extra virgin olive oil," katanya.

Baca juga: Food Challenge: Dulu Minum Cuma Segelas, Sekarang Jadi 2 Liter Sehari

2. Tetap bisa makan sampai kenyang

Food Challenge: Pengalaman Diet Golongan Darah O, Efektifkah?Unsplash.com/Paul Hermann

Aulia mengaku lebih fokus pada komposisi menu yang ia makan dibanding kuantitasnya. "Aku ga ngurangin jumlah, sih. Kalau pas lapar ya makan," ujarnya. "Paling ngurangin ngemil aja."

Selain memperbanyak protein, ia juga merubah sumber karbohidratnya. "Sejak Desember, aku gak makan nasi putih. Kadang diganti nasi merah, tapi biasanya tanpa nasi," ujar Aulia.

3. Berhasil turun 4 kilogram dalam waktu 2 bulan

Food Challenge: Pengalaman Diet Golongan Darah O, Efektifkah?Unsplash.com/Matthew Kane

Dibandingkan diet mayo, ia mengaku lebih nyaman menjalani diet golongan darah. Selain tidak menimbulkan lapar berlebihan, diet ini sangat efektif menurunkan berat badan.

Buktinya, alumni Universitas Airlangga Surabaya itu berhasil memangkas berat badan hingga 4 kilogram dalam dua bulan. Namun, ia tetap mengimbangi pola makannya dengan olahraga.

"Dulunya aku rutin yoga, tapi setelah itu aku makin sibuk dan gak ada waktu," ujar wanita 23 tahun ini. "Tapi aku tetap olahraga ringan, kayak sit-up, push-up, plank, dan sebagainya."

Selain turunnya berat badan, pola makan ini juga berpengaruh baik terhadap sistem pemcernaan. Urusan buang air besar (BAB) sekarang makin lancar dan rutin.

"Dulu aku BAB seminggu bisa cuma dua kali. Sejak diet ini, tiap hari pasti BAB," tuturnya. Selain itu, ia mengaku siklus datang bulan juga semakin teratur setelah mengontrol pola makan dan berolahraga.

4. Bagaimana kata pakar?

Food Challenge: Pengalaman Diet Golongan Darah O, Efektifkah?Unsplash.com/ Jay Wennington

Ahli Gizi dari Institut Pertanian Bogor, Ali Khomsan, mengatakan belum ada kajian ilmiah lebih lanjut mengenai manfaat dari diet golongan darah. "Konsep ini munculnya termasuk baru, sekitar 5 atau 7 tahun terakhir. Namun, memang belum ada bukti ilmiah yang jelas."

Menurutnya, tubuh manusia sudah memiliki enzim dan sistem yang  lengkap untuk mencerna beragam jenis makanan. Terkecuali mereka yang memang memiliki kondisi kesehatan tertentu.

"Tubuh akan beradaptasi dengan sendirinya, bahkan terhadap jenis makanan asing yag tidak terbiasa kita makan sebelumnya," tutur Ali. "Seharusnya tidak ada masalah."

Apalagi banyak jenis makanan baik yang justru tidak diperbolehkan. Hal ini bisa membatasi kekayaan nutrisi yang diterima seseorang.

Namun, Ali menekankan jika dirasa nyaman dengan pola diet tersebut, maka sah-sah saja untuk dilakukan. Hal ini berhubungan dengan keunikan metabolisme tubuh manusia datu dengan lainnya. Sehingga, tidak semua orang bisa berhasil dengan cara diet yang sama.

"Inti dari diet yang penting nyaman menjalaninya dan punya manfaat baik bagi tubuh. Tidak ekstrem," tutur Ali. "Hal tersebut bisa membantu kita untuk konsisten dengan pola makan sehat, karena menjalaninya gak berat."

Jika masih ragu dengan metode diet yang sesuai, berkonsultasi ke ahli gizi bisa jadi salah satu solusi. Kamu bisa sekaligus memahami kondisi metabolisme tubuh, serta mengontrol mana jenis makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.

Baca juga: Food Challenge: Makan Malam Bikin Gemuk, Mitos atau Fakta?

 

yummy-banner

Topik:

Berita Terkini Lainnya