Cokelat Diprediksi Langka dalam 40 Tahun ke Depan, Ini Penjelasannya

2. Suhu udara dan cuaca ekstrem jadi 'biang kerok' kelangkaan cokelat 

pixabay.com/David Greenwood Haigh

Saat ini, lebih dari separuh cokelat yang diproduksi dunia berasal dari tanaman kakao Afrika Barat-Pantai Gading dan Ghana. Kedua wilayah itu menjadi lahan terbaik bagi tanaman kakao untuk tumbuh. Sebab, daerah tersebut berada pada jalur sempit hutan hujan, kira-kira 20 derajat ke utara dan selatan khatulistiwa. 

Wilayah ini pun punya suhu udara, curah hujan, dan kelembaban yang konstan sepanjang tahun. Tetapi semakin tahun, suhu udara semakin panas dan kering sehingga mempersulit kakao untuk tumbuh. Duh, gak kebayang deh kalau cokelat bakal susah dicari dan harganya makin mahal.

3. CRISPR, teknologi penyelamat cokelat di masa mendatang

pixabay.com/Lucas Vasques

Prediksi tentang kelangkaan cokelat direspon para peneliti di University of California. Di bawah pengawasan Myeong-Je Cho, tunas-tunas tanaman kakao dikembangkan dengan metode rekayasa genetika bernama CRISPR atau Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats. Dia adalah kepala peneliti yang bekerja sama dengan perusahaan cokelat Mars.

Para peneliti dan perusahaan cokelat Mars berharap teknologi CRISPR bisa mengembangkan jenis tanaman kakao yang tidak layu dan membusuk. Hal ini dilakukan sembari menyiapkan kemungkinan untuk memindahkan lahan pertanian atau mencari pendekatan lain.

Hhmmm...kebayang dong gimana kalau 40 tahun lagi, kita gak bisa beli cokelat semudah sekarang? Bisa-bisa anak cucu kita gak pernah tahu lagi makanan lezat bernama cokelat. Semoga hal itu tidak terjadi ya, Guys!

Baca Juga: 7 Cokelat Paling Unik Asli Indonesia, Ada yang Rasa Mie Lho!