Bahaya! 6 Jamur Berwarna Gelap Ini Beracun dan Mematikan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika di bangku sekolah kita diajarkan bahwa jamur berwarna terang itu beracun, kini ternyata yang berwarna gelap pun. Jika tidak hati-hati, beberapa jenis jamur berwana gelap juga bisa beracun.
Dikutip dari situs britannica.com, ada enam jenis jamur beracun berwarna gelap. Berikut contohnya:
1. Death Cap (amanita phalloides)
Mungkin jamur dengan nama latin amanita phalloides ini paling mematikan dari semua jamur. Death Cap ditemukan di seluruh Eropa dan sangat mirip jamur jerami yang dapat dimakan. Racun amatoxins pada jamur ini dapat bertahan saat dimasak.
Apabila dikonsumsi, cepat merusak sel-sel di seluruh tubuh. Dalam waktu 6 sampai 12 jam setelah dikonsumsi, rasa sakit perut yang hebat, muntah, diare berdarah muncul hingga menyebabkan hilangnya cairan dari tubuh secara cepat.
Tanda-tanda kegagalan fungsi hati yang parah, ginjal, dan sistem saraf pusat mulai terasa. Termasuk penurunan kadar gula darah. Kondisi ini menyebabkan koma dan kematian di lebih dari 50 persen kejadian.
2. conocybe filaris
conocybe filaris adalah jenis jamur rumput yang tampak tidak berbahaya. Sangat umum ditemukan di daerah barat laut pasifik. Jamur ini mengandung mikotoksin yang sama dengan jamur Death Cap. conocybe filaris berpotensi fatal jika dimakan.
Gejala awal setelah mengkonsumsi jamur ini adalah kegagalan fungsi pencernaan yaitu gejala keracunan makanan atau flu perut yang sering terjadi dalam 6-24 jam pertama. Apabila terlambat ditangani akan menyebabkan gagal hati dan ginjal.
3. Webcaps (cortinarius species)
Editor’s picks
Jamur ini mengandung racun dikenal sebagai orellanin, yang pada awalnya menyebabkan gejala mirip dengan flu biasa. Orellanin memiliki periode gejala yang sangat panjang. Mungkin memakan waktu 2 hari sampai 3 minggu untuk menimbulkan gejala. Dokter sering salah mendiagnosanya.
Racun pada jamur ini dapat menyebabkan gagal ginjal dan kematian jika tidak diobati. Pada tahun 2008, penulis Inggris Nicholas Evans secara keliru mengumpulkan dan menyajikan jamur webcap ke empat orang sanak keluarganya. Semuanya langsung menjalani rawat inap di rumah sakit. Dia, istrinya, dan saudara iparnya semua membutuhkan transplantasi ginjal akibat keracunan jamur tersebut.
4. Autumn Skullcap (galerina marginata)
Jamur ini banyak tumbuh di seluruh belahan bumi utara dan sebagian Australia. Jamur dengan nama latin galerina marginata adalah jamur yang sering ditemukan pada kayu yang membusuk. Jamur ini juga mengandung racun amatoksin yang sama seperti jamur Death Cap.
Gejala yang ditimbulkan jika mengonsumsi jamur ini yaitu diare, muntah, hipotermia, dan kerusakan hati, dan bisa berakibat kematian jika tidak diobati.
5. Destroying Angels (Amanita species)
Jamur Destroying Angles sebenarnya adalah beberapa spesies jamur putih di genus amanita. Jamur yang beracun ini sangat mirip dengan jamur kancing yang dapat dimakan dan jamur padang rumput. Orang-orang sering salah ketika membedakannya.
Satu spesies ini, amanita bisporigera, dianggap sebagai jamur di daerah Amerika Utara yang paling beracun. Gejala setelah mengonsumsi jamur ini adalah muntah, delirium, konvulsi, diare, hati dan gagal ginjal. Sering menyebabkan kematian. Gejala yang ditimbulkan baru nampak berkisar 5 sampai 24 jam setelah dikonsumsi.
6. Deadly Dapperling (Lepiota brunneoincarnata)
Jamur Deadly Dapperling juga mengandung amatoxins. Pertumbuhannya sebagian besar tersebar di seluruh Eropa dan Asia. Jamurnya tidak terlalu berbahaya dan sering salah dikelompokkan untuk varietas yang dapat dimakan.
Meski kejadian keracunan jamur ini tidak biasa terjadi, jika terkonsumsi dapat menyebabkan toksisitas hati yang parah dan dapat menimbulkan konsekuensi mematikan jika perawatan tidak segera dilakukan.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.