Food Challenge: Begini Reaksi Tubuh ketika "Dipaksa" Tidak Sarapan

Kamu termasuk yang sarapan atau tidak?

Sarapan punya banyak manfaat baik untuk kesehatan, seperti bisa membantu kerja otak lebih produktif belajar atau bekerja. Selain itu, makan pagi dengan gizi seimbang bisa membantu penurunan berat badan. Karenanya, banyak yang membiasakan diri makan pagi sebelum melakukan aktivitas.

Tapi banyak juga yang justru tidak terbiasa sarapan dan tak merasa punya kendala saat berkegiatan.

Sebenarnya, sejauh mana sarapan mempengaruhi metabolisme tubuh? Apa yang terjadi jika kebiasaan sarapan tiba-tiba dihentikan atau sebaliknya?

Di food challenge kali ini, IDN Times mendapatkan relawan untuk membuktikan apa saja dampak tidak sarapan. Padahah sebelumnya sudah terbiasa makan pagi. Relawan, Reza Iqbal Ghiffari yang bekerja sebagai Creative Writer, mencoba untuk tidak sarapan selama dua pekan. 

Sejak kecil, sarapan menjadi gaya hidup yang diterapkan keluarga Reza. Sehingga, ia merasakan perbedaan signifikan ketika tidak makan pagi. Berikut penuturannya:

1. Gampang lapar dan konsentrasi terganggu.

Food Challenge: Begini Reaksi Tubuh ketika Dipaksa Tidak Sarapan Be Brain Fit

Di hari pertama berhenti sarapan, yang paling terasa adalah perut keroncongan yang gak tertahankan. Padahal jam makan siang masih jauh. Biasanya, Reza sarapan sekitar pukul  06.00-07.00, dan baru lapar lagi sekitar pukul 14.00.

Tapi begitu tidak sarapan, perut sudah terasa sangat perih sehingga membuyarkan konsentrasi. Fokus kerja jelas terganggu. Biasanya, ide menulis muncul begitu saja, tapi sekarang harus mikir berkali lipat sampai kepala rasanya berat. "Rasanya otakku sakit banget," kata Reza kepada IDN Times.

Untuk dampak fisik, badan jadi lemas selama bekerja dan tak kunjung bisa berpikir cepat. Rasanya ada yang hilang ketika "kewajiban" sarapan harus dihentikan.

Food Challenge: Begini Reaksi Tubuh ketika Dipaksa Tidak Sarapan To You The Artist

Rasa lapar juga berhubungan dengan emosi ternyata. Hal tersebut dijelaskan ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Ali Khomsan. Kata dia, sejumlah penelitian yang membandingkan antara anak-anak yang sarapan dan tidak sarapan.

"Hasilnya, rasa lapar cenderung membuat mereka berperilaku tidak baik, seperti mudah marah dan menyalahkan orang lain," kata Ali saat dihubungi IDN Times, Kamis lalu.

2. "Balas dendam" saat makan siang dan porsi membludak.

Food Challenge: Begini Reaksi Tubuh ketika Dipaksa Tidak Sarapan Vixen Daily

Begitu waktu makan siang tiba, porsi makan jadi gak beraturan. Ada perasaan ingin "balas dendam" setelah kelaparan akibat gak sarapan. Porsinya jadi tak terkontrol. Anehnya, ketika makan siang sampai kenyang pun, rasa lapar dan hasrat ingin makan terus-terusan datang sampai malam hari.

Menurut Ali, hal ini sangat asuk akal ketika orang yang tidak makan pagi lebih mudah mengalami kenaikan berat badan. Lebih jauh Ali menjelaskan, orang yang tidak sarapan akan merasa lapar sejak pagi dan cenderung ngemil untuk menutup rasa lapar.

"Apalagi kalau camilannya tidak sehat, seperti gorengan dan makanan ringan. Walau pun nantinya kenyang, tapi makanan itu miskin gizi, banyak zat tidak diperlukan tubuh, akhirnya ditimbun jadi lemak dan gula," ujarnya.

Baca juga: Cuma Satu Dollar, Kamu Bisa Beli 16 Makanan Enak di Dunia Ini Lho

3. Buang air besar jadi tak lancar.

Food Challenge: Begini Reaksi Tubuh ketika Dipaksa Tidak Sarapan CBS News.com

Reza menceritakan setelah tiga hari skip makan pagi, akhirnya perut bisa sedikit membiasakan dan baru lapar sekitar jam 11 siang. Tapi masalah lainnya adalah pencernaan jadi gak lancar. "Biasanya sehari pasti BAB, tapi sekarang tidak tentu," katanya.

Kata Ali, hal ini memang reaksi alami tubuh saat ada perubahan kebiasaan. "Sebenarnya BAB adalah hasil mekanisme yang sudah diatur tubuh akibat kebiasaan. Misalkan dia rutin BAB setiap pagi setelah sarapan. Jadi, ketika dia tidak sarapan, ya mekanisme tubuhnya berubah dan belum mengirim "sinyal" waktunya BAB," tutur Ali.

Selain itu, makanan yang masuk saat sarapan bisa mendorong sisa makanan yang menimbun di usus untuk keluar dan memperlancar proses BAB.

4. Sudah terbiasa tidak makan siang setelah dua pekan.

Food Challenge: Begini Reaksi Tubuh ketika Dipaksa Tidak Sarapan Health Magazine

Setelah seminggu penuh, kata Reza, reaksi-reaksi yang menganggu sudah berkurang. Lapar juga datang hanya saat jam makan siang. Tapi, hasrat terus-terusan makan tetap ada.

Rasa pening dan stres di pagi hari mulai bisa diatasi. Konsentrasi ke pekerjaan pun perlahan kembali. Tubuh sudah benar-benar beradaptasi dengan pola hidup baru.

5. Kembali sarapan setelah absen dua pekan. Hasilnya gak memuaskan.

Food Challenge: Begini Reaksi Tubuh ketika Dipaksa Tidak Sarapan Cooking The Globe

Nah, setelah kebiasaan tidak sarapan ini terbentuk, Reza mencoba untuk mencoba kembali membiasakan sarapan. Kalau dulu, sarapan bisa sangat membantu kerja otak lebih maksimal. Tapi begitu sarapan lagi, dia merasa tidak ada perbedaan yang signifikan.

Tak ada pula pengaruh terhadap kenaikan atau penurunan berat badan. Angka timbangan masih normal. "Paling cuma ngantuk, terutama kalau sarapannya banyak karbo," ujarnya.

6. Kapan waktu terbaik untuk sarapan?

Food Challenge: Begini Reaksi Tubuh ketika Dipaksa Tidak Sarapan Loco DN

Clinical Nutrition Specialist Diana Suganda mengatakan sarapan berperan penting untuk menutrisi tubuh, sehingga kita dapat bekerja secara optimal.

Jika tidak ada sarapan, maka tak ada energi yang masuk. Tentu saja, kita tak bisa beraktivitas dengan optimal. Adapun sarapan yang baik, kata dia, terdiri dari karbohidrat, lemak baik, vitamin, dan mineral yang seimbang. 

"Jika kita tidak cukup asupan karbohidratnya, konsentrasi akan terganggu. Aliran darah ke otak tidak optimal, bisa sakit kepala, lemas, tidak konsentrasi," kata Diana saat dihubungi.

Menurut dia, sarapan yang baik yakni antara jam 6-7 pagi. Sebaiknya, menunya terdiri dari karbohidrat, tinggi protein, dan tinggi serat. Misalnya, sandwich telur yang terdiri dari roti gandum dua lembar, omelette atau dadar putih telur 3 butir, selada, tomat, dan timun secukupnya, serta segelas susu.

Dia juga memberi saran mengenai pola makan sehat. Di antaranya yakni makan 3x sehari (pagi, siang, malam) dengan komposisi gizi seimbang (karbo, protein, lemak baik, serat). Makanan selingan 2x di antara waktu makan (buah, protein), serta air putih min 2 liter/hari

Senada dengan Diana, Ali menegaskan sarapan adalah amunisi untuk beraktifitas seharian. Untuk itu, lebih baik kita membiasakan diri untuk sarapan. Sebab, makan pagi menyumbang 25 persen nutrisi bagi tubuh di hari itu.

Tapi yang perlu diingat, jumlah makan pagi tidak boleh terlalu banyak, cukup setengah porsi dari makan siangmu. Karena kalau terlalu banyak, kamu justru akan mengantuk.

Kamu punya pengalaman yang sama atau beda nih? Jangan lupa berbagi di kolom komentar, ya!

Baca juga: Food Challenge: Puasa Nasi Selama Dua Pekan, Apa yang Terjadi?

yummy-banner

Topik:

Berita Terkini Lainnya