Tahukah Kamu Pentingnya Sarapan Sehat bagi Kecerdasan Otak?

Badan sehat, prestasi pun meningkat

Sebanyak 23-27 persen anak Indonesia terbiasa sarapan dengan pangan bersumber karbohidrat saja. Misalnya seperti nasi dan kerupuk atau mi, bihun dan bakwan. Sekitar 34-36 persen, anak-anak sarapan dengan makanan pokok ditambah lauk-pauk, tanpa sayur atau buah. Artinya, lebih dari 50 persen anak mengonsumsi sarapan yang tidak memenuhi syarat keberagaman.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2010 mengungkapkan sebanyak 44,6 persen anak sekolah dasar sarapan dengan kualitas rendah. Asupan energinya kurang dari 15 persen atau bahkan tidak sarapan sama sekali.

1. Sarapan berpengaruh pada prestasi

Tahukah Kamu Pentingnya Sarapan Sehat bagi Kecerdasan Otak?pixabay.com/svklimkin

Studi di Pittsburg Amerika Serikat  menyatakan perut lapar menyebabkan anak-anak bermasalah dengan guru, tidak mau menaati peraturan, dan cenderung melimpahkan kesalahan pada orang lain. Beberapa penelitian menyimpulkan sarapan ternyata berkaitan erat dengan prestasi siswa di sekolah.

Nilai Matematika meningkat 5 poin lebih tinggi pada siswa yang sarapan, dibandingkan yang tidak sarapan. Nilai Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS siswa yang sarapan juga lebih tinggi.

Sarapan dengan menu lengkap terbukti menghasilkan performa akademik 4,5 kali lebih baik pada siswa SD. Skor uji konsentrasi dan memori pun lebih tinggi pada siswa yang biasa sarapan pagi.

Dari 69 negara yang disurvei  Programme for International Student Assessment  (PISA), skor pencapaian siswa Indonesia untuk membaca berada di peringkat 61, sains peringkat 62, dan matematika di posisi 63. Angka ini dapat diartikan penguasaan materi siswa-siswi Indonesia masih rendah. 

2. Membandingkan pola sarapan dengan negara Barat

Tahukah Kamu Pentingnya Sarapan Sehat bagi Kecerdasan Otak?pixabay.com/Couleur

Selama ini, para ahli kesehatan dan gizi sering mengkritisi pola makan negara-negara Barat yang umumnya mengonsumsi fast food. Makanan cepat saji itu dicap sebagai makanan tinggi lemak, tinggi garam, dan kurang serat. 

Namun, orang sering lupa untuk mengapresiasi kebiasaan sarapan yang baik. Misalnya seperti makan sereal dan susu di pagi hari. Sereal whole grains (gandum utuh) dikenal sebagai makanan kaya serat. Di antaranya seperti beras merah, jagung (termasuk popcorn), oats, barley, sorghum, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Gandum utuh mengandung banyak serat, vitamin-vitamin B, zat besi, zinc, dan antioksidan. Zat gizi tersebut tetap dapat dipertahankan dalam gandum utuh karena tidak ada proses penyosohan.

Mengonsumsi sereal gandum utuh untuk sarapan menjadi sangat bermanfaat bagi kesehatan. Berbagai penyakit degeneratif yang dapat dicegah antara lain kolesterol tinggi, penyakit jantung, dan diabetes. 

Baca juga: Biar Gak Ngantuk di Kantor, Hindari 10 Makanan Ini saat Sarapan

3. Pentingnya sarapan untuk kesehatan tubuh dan perkembangan otak

Tahukah Kamu Pentingnya Sarapan Sehat bagi Kecerdasan Otak?pexels.com/Эдуард Черников

Saya pribadi berkesempatan hadir dalam The 6th International Whole Grain Summit di Vienna pada 13-16 Nopember 2017.  Dalam pertemuan tersebut, terungkap bahwa masih sangat sedikit negara di dunia yang menyebutkan pentingnya gandum utuh dalam Dietary Guidelines (pedoman gizi).  

Kesadaran mengonsumsi gandum utuh masih sangat rendah, termasuk di Indonesia. Padahal, saat ini kita tidak hanya menghadapi ancaman gizi buruk dan stunting (anak pendek). Tetapi, masyarakat juga terancam penyakit-penyakit mematikan akibat pola mana yang buruk. Misalnya seperti stroke, penyakit jantung, dan diabetes.

Dalam rangka menyongsong Pekan Sarapan Nasional, temu masyarakat (guru, siswa, tenaga kesehatan, dan sebagainya) telah diselenggarakan pada awal Februari 2018. Acara ini menghadirkan pakar gizi nasional di Kota Tangerang. Pertemuan tersebut mengupas berbagai problem seputar gizi, kesehatan, dan sarapan.

Sarapan penting bagi semua anggota keluarga. Apalagi untuk anak sekolah. Sebab, aktivitas fisik mereka di sekolah sudah cukup padat. Sehingga, sudah bisa dipastikan mereka memerlukan bekal gizi yang cukup untuk menopang kegiatannya. 

Sarapan mungkin dapat menjadi salah satu upaya membentuk pola makan yang baik. Tentu saja, dampaknya positif pada perbaikan kualitas generasi muda Indonesia.

Kalau kamu, terbiasa sarapan gak nih? Sarapan dengan apa biasanya?

Baca juga: Food Challenge: Sarapan Sereal Sebenarnya Bergizi Gak, Sih?

Artikel ini ditulis oleh Prof. Dr. Ali Khomsan
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, FEMA Institut Pertanian Bogor

 

yummy-banner

Topik:

Berita Terkini Lainnya