Food Challenge: Puasa Nasi Selama Dua Pekan, Apa yang Terjadi?

Sepertinya bakal keterusan nih

Orang Indonesia dan nasi merupakan "pasangan" yang sangat susah untuk dipisahkan. Apalagi penduduk di Jawa lebih terbiasa makan nasi, dibandingkan Papua atau Sulawesi yang mengonsumsi sagu atau ubi.

Kita dianggap belum makan sama sekali jika belum menyantap nasi. Meski sebenarnya sudah makan bakso, mi ayam, gado-gado, ketoprak, pasta, seloyang pizza, dan sebagainya.

Penulis pun juga terbiasa makan nasi sejak kecil. Nah, kali ini, penulis ditantang untuk tidak mengonsumsi nasi selama minimal sepekan. Kabar baiknya, penulis berhasil tidak mengonsumsi nasi selama dua pekan, kecuali Sabtu atau Minggu. 

Ternyata, ada perbedaan signifikan selama peralihan kebiasaan tidak mengonsumsi nasi dan kembali pada kebiasaan normal. Berikut ulasannya "Food Challenge" kali ini:

1. Mengganti nasi dengan buah, sayur, dan lauk pauk.

Food Challenge: Puasa Nasi Selama Dua Pekan, Apa yang Terjadi?pixabay.com

Penulis memperbanyak konsumsi buah dan sayur. Seperti apel, pir, dan pepaya. Sedangkan, sayur dan lauknya bergantian. Ada sayur sop, tumis buncis, cap cay, rawon daging, soto daging, dengan lauk ayam atau ikan.

Awalnya terasa aneh memang. Terutama saat makan soto dan rawon tanpa nasi. Tapi, ternyata efeknya menyenangkan. Penulis yang kerjanya lebih banyak duduk di kantor terasa lebih enteng saat tidak mengonsumsi nasi.

Apalagi membiasakan diri makan buah sebelum makan sayur. Rasanya perut tak pernah overload. Kenyang dengan takaran yang pas. 

Sebelumnya saya rutin sarapan dan makan siang dengan nasi, rasanya seperti membawa "beban berat". Naik tangga satu lantai saja rasanya ngos-ngosan. Nah, ketika terbiasa hanya makan sayur dan buah, beban terasa lebih enteng. Naik tangga bisa dengan cepat tanpa ngos-ngosan.

Selain itu, saya jadi jarang ngantuk, terutama saat siang hari. Dibandingkan sebelumnya, saya lebih sering ngantuk saat siang hari, apalagi setelah makan. 

2. Merasa lebih sering sembelit ketika tidak makan nasi.

Food Challenge: Puasa Nasi Selama Dua Pekan, Apa yang Terjadi?Pinterest

Selama makan nasi, pencernaan terasa lancar. Buang air besar lancar hampir setiap hari, kadang dua kali dalam sehari. Tapi sejak tak makan nasi, yang dirasakan justru sembelit.

Puncaknya, penulis sempat tak buang air besar selama sepekan. Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Ali Khomsan, menyatakan hal ini merupakan reaksi wajar sebagai masa peralihan dan adaptasi tubuh.

"Reaksi tubuh ini juga berdampak pada psikologis. Seperti orang yang terbiasa minum kopi, kalau gak minum gak bisa BAB," kata dia saat dihubungi IDN Times, Sabtu, 2 Desember 2017. "Memang, awal-awal tidak makan nasi akan merasa sembelit. Tapi, kalau sudah dapat 1-2 minggu, pencernaan akan kembali lancar, apalagi kan makannya sayur dan buah yang kaya serat." 

3. Malam hari menjadi waktu yang "menyakitkan".

Food Challenge: Puasa Nasi Selama Dua Pekan, Apa yang Terjadi?pixabay.com

Tak mengonsumsi nasi menjadikan tubuh lebih ringan, terutama pada siang hari. Tapi lain halnya dengan malam hari. Rasanya justru ingin makan segalanya. Seperti martabak cokelat keju, martabak telur, pizza, junk food, cokelat, dan sebagainya. Hal ini dialami ketika awal-awal berpuasa nasi.

Perut terasa meronta-ronta meminta asupan kalori yang lebih banyak. Otak menstimulasi hal yang sama. Untungnya, penulis berhasil menahan keinginan tersebut. 

Ternyata, hal ini merupakan proses ilmiah pada tubuh. Ketika kita sedang "diet", otak kekurangan asupan zat yang dihasilkan dari kalori (yang biasa kita konsumsi). Sehingga, otak akan menstimulasi untuk lebih banyak mengonsumsi kalori, terutama malam hari.

Tenang saja, hal ini menjadi reaksi wajar karena tubuh masih beradaptasi. Ketika sudah terbiasa, otak akan mendukung pola konsumsi tubuh yang baru.

Baca juga: Gak Cuma Kesehatan, Ternyata Teh Hijau juga Baik Untuk Hal Ini

4. Setelah dua pekan absen, rasanya sangat malas melihat nasi.

Food Challenge: Puasa Nasi Selama Dua Pekan, Apa yang Terjadi?pexels.com

Setelah dua pekan absen nasi, rasanya mual ketika diminta mengonsumsinya lagi. Ada rasa ogah-ogahan melihat nasi, bahkan ketika membayangkan saja. Mungkin tubuh saya sudah mulai terbiasa dan nyaman tanpa nasi. 

Saya sempat memaksakan untuk memakan nasi lagi. Hasilnya, perut saya sakit dan mual. "Itu hal biasa karena tubuh merasakan jetlag," ujar Ali.

5. Apa kata ahli gizi?

Food Challenge: Puasa Nasi Selama Dua Pekan, Apa yang Terjadi?pexels.com

Ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor, Ali Khomsan, menjabarkan nasi menjadi sumber karbohidrat dan protein sejak dulu. Ketika kebiasaan ini diganti, maka tubuh perlu penyesuaian. 

Jika nasi diputus 1-2 minggu, maka tubuh akan merasa jetlag. Lain halnya dengan orang yang memang sudah terbiasa tidak makan nasi, seperti masyarakat Cireundeu, Cimahi, Jawa Barat. Mereka makan singkong yang dijadikan buliran mirip nasi sejak 1924. Kebiasaan ini keterusan sampai sekarang, sehingga mereka tak bisa menerima nasi.

Hal ini tidak masalah selama pengganti proteinnya setara dengan nasi. Misalnya orang Jawa terbiasa makan nasi pakai tahu dan tempe. Kemudian, kita ingin meniru orang Maluku makan sagu atau Papua dengan ubi jalar.

"Nah, mereka lauknya kan ikan atau protein hewani. Kalau kita makan sagu atau ubi jalar pakai tahu dan tempe, itu gak seimbang. Perbedaan proteinnya sangat jauh," katanya.

Jadi, mengubah nasi juga harus diperhatikan kandungan protein penggantinya ya.

Kita bisa mengganti nasi dengan sereal tinggi proteinnya. Seperti sereal jagung, gandum, dan beras. Bisa juga konsumsi sereal Quaker seperti di negara-negara maju.

Mereka justru menganjurkan sarapan dengan sereal yang dikombinasi protein hewani atau omelete. "Itu bagus, seimbang," ujar Ali.

Food Challenge: Puasa Nasi Selama Dua Pekan, Apa yang Terjadi?pexels.com

Soal BAB yang jadi gak lancar saat gak makan nasi, itu bagian dari adaptasi tubuh. Tapi, kalau dilihat dari proses biokimianya, orang yang makan buah dan sayur harusnya lebih gampang BAB. Sebab, seratnya lebih bermakna terhadap proses pembuangan.

"Kita bisa mengonsumsi jus buah dan sayur setiap pagi untuk mendorong proses pembuangan lebih lancar," ujarnya. Sama halnya dengan orang yang terbiasa BAB kalau sudah minum kopi. Ini hanya soal kebiasaan dan efek psikologis saja. Kalau sudah dibiasakan 1-2 pekan, maka akan kembali normal lagi.

Menarik ya "eskperimen" tubuh terhadap pola konsumsi baru. Kamu terbiasa makan nasi atau gak nih? Menurut kamu, tantangan apa lagi yang harus dicoba penulis? Tulis di kolom komentar ya.

Baca juga: 9 Makanan Kombinasi Ini Bagus Banget untuk Diet, Mau Coba?

yummy-banner

Topik:

Berita Terkini Lainnya